Mengelola Komposisi Bahan Baku Lokal Pada Produk Kuliner Inovatif

4 Strategi Efisien Mengelola Biaya Bahan Baku di Bakery, Restoran, dan Café

Mengelola Komposisi Bahan Baku Lokal Pada Produk Kuliner Inovatif

Dalam kegiatan usaha Bakery, Restoran dan Café, biaya yang terkait bahan baku produk termasuk menentukan arah apakah perusahaan bisa memetik keuntungan atau justru malah mengalami kerugian. 

Mengapa demikian? Hal ini tak lain karena porsi bahan baku produksi, misalnya produksi produk bakery, pastry, masakan dan minuman dilakukan sendiri di perusahaan, akan mencakup sekitar 30 sampai 40 persen dari seluruh biaya operasional perusahaan. Sisanya mencakup biaya sewa tempat (jika sewa), upah karyawan, overhead produksi (listrik, gas, air) dan biaya administrasi, biaya sales, biaya marketing serta distribusi/pengiriman produk ke pelanggan atau gerai-gerai.

Memahami hal tersebut, maka mengelola komposisi bahan baku agar biaya produksi menjadi efisien, menjadi penting dan perlu dilakukan untuk memastikan tercapai keuntungan oleh perusahaan, sesuai yang diharapkan oleh Pemilik dan Pengelola Perusahaan. Pertanyaannya, bagaimana seharusnya kita mengelola komposisi bahan baku pangan agar mencapai kondisi yang menguntungkan? bagaimana mengelola komposisi bahan baku pangan agar tercapai kondisi yang menguntungan perusahaan?

Beberapa hal berikut perlu dipertimbangkan perusahaan untuk dilakukan, berdasarkan pengalaman yang dibagikan oleh beberapa pengusaha dan profesional di usaha bakery-restoran dan café, yaitu:

  1. Memaksimalkan Penggunaan Bahan Baku Lokal

Memaksimalkan memakai bahan baku yang diproduksi di dalam negeri. Hal ini terkait dengan biaya produksi yang lebih kompetitif dan juga ketersediaan produk lebih terjamin. Untuk produk impor tentu selain harganya terkait langsung dengan fluktuasi mata uang asing seperi US Dollar, yang saat ini tren kursnya menguat terus, juga terkait pengiriman barang dari luar negeri dan harus melalui pemeriksaan ketat produk makanan dan bahan makanan di Pelabuhan.

Kondisi ini rentan mengganggu kelancaran proses produksi, konsistensi kualitas produk akhir jika bahan baku kosong karena masih tertahan di Pelabuhan dan juga fluktuasi biaya produksi yang membuat sulit menetapkan harga jual produk. 

Solusinya tentunya adalah memakai produk bahan baku pangan yang sudah diproduksi di dalam negeri, dengan catatan kualitasnya sama atau setara dengan produk impor, akan lebih baik lagi jika kualitasnya lebih bagus daripada produk impor.

  1. Inovasi Produk dengan Bahan Baku Lokal

Berinovasi produk dengan semaksimal mungkin memakai bahan baku produk pangan lokal. Walaupun jenis makanan yang dijual misalnya adalah ala gaya makanan luar negeri, namun kombinasi dengan bahan pangan lokal sangat mungkin. 

Misalnya ada usaha Café dan Restoran di Jakarta Selatan yang dimiliki Chef Selebritas terkenal, membuat aneka produk makanan Prancis dan manca negara dengan memadukan secara maksimal pemakaian bahan lokal, contohnya jamur dari Bangka, rempah-rempah seperti Andaliman dan Peppercorn, Wine dari Bali, Teri Medan, Keju Lokal, ayam Turkey lokal, buah-buahan lokal. Kemampuan team produksi di dapur mengelola bahan-bahan dan menyajikannya dengan kreatif dan impresif menjadikan berbagai menu yang ditawarkan disukai dan dibayar dengan harga pantas oleh para pelanggan. 

  1. Nilai Tambah bagi Citra dan Branding Bisnis

Mengkomunikasikan berbagai menu yang memakai banyak bahan pangan lokal dalam event-event marketing agar pelanggan menghargai keunggulan bahan baku pangan lokal dan di saat yang sama para pemasok bahan pangan lokal juga dilibatkan dalam event-event tersebut agar turut merasa bertanggung jawab dalam memasok bahan berkualitas tinggi. 

Salah satu contoh adalah usaha Restoran dan Bakery Café yang mengadakan acara Wine Pairing dengan memakai Wine lokal dan disandingkan dengan masakan Prancis, yang komposisi bahannya lebih dari 50 persen memakai bahan pangan lokal. Juga kegiatan peluncuran produk baru yang memakai nama menu dengan memasukkan unsur nama bahan lokal, misalnya Choux with Indonesian Cream & Cheese.

  1. Pilih Bahan Baku Lokal Berkualitas

Contoh bahan pangan lokal yang perlu dipakai dalam proses produksi pangan adalah Susu Segar dan olahannya produksi dari Greenfields Dairy Indonesia, dengan jenama Greenfields, yang sudah dikenal dan disegani oleh berbagai usaha kuliner di Indonesia. Aneka produk susu segarnya (fresh pasteurized ataupun UHT), Yogurt, Krim susu dan Kejunya, semua dengan jenama Greenfields, terbukti disukai pasar dan menjadi bahan utama di aneka produk makanan dan minuman.

Produk Greenfields dengan bangga menjadi produk lokal yang dipercaya oleh konsumen mancanegara hingga ke Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia. Greenfields telah membuktikan keunggulannya di pasar internasional.

Sebagai perusahaan dairy yang memiliki Megafarm pertama di Indonesia, Greenfields berdedikasi memelihara lebih dari 20.000 sapi jenis Holstein dan Jersey sendiri, serta mengontrol seluruh proses produksi, mulai dari pemerahan, pengemasan, hingga pendistribusian produk yang sampai dengan aman ke tangan konsumen. 

Keberagaman produk Greenfields menjadi keuntungan tambahan bagi pengusaha kuliner, dengan menyediakan berbagai varian seperti susu segar pasteurisasi, susu UHT, Whipping Cream, fresh yogurt (stirred, drink), hingga fresh cheese seperti Mozzarella, Bocconcini, dan Ricotta.

Dengan mempertimbangkan empat hal di atas, maka diharapkan usaha bakery-restoran dan café di Indonesia dapat terus meraih keuntungan usaha, menjaga kelangsungan usaha dan konsistensi produknya serta menjadi usaha yang inovatif dalam menyajikan berbagai produk kuliner kepada pasar Nasional atau manca negara.

Hubungi Kami

Data Diri

  • Newsletter dan email
  • SMS
  • Nomor telepon

Terima kasih sudah menghubungi kami, pesan anda sedang kami proses.