Mengelola Segmentasi Pasar Agar Tepat Menyasar Pasar
Mengelola Segmentasi Pasar Agar Tepat Menyasar Pasar
Kala seorang pengusaha kuliner, misalnya kafe, ingin memulai usaha, kadang sulit menentukan siapakah target pasar utama usahanya. Tanpa penetapan target pasar yang jelas dan tepat, maka saat memformulasikan kegiatan pemasaran yang efektif untuk usahanya, termasuk meramu menu-menu dan penyediaan layanan dan tempat usahanya, bisa jadi tidak sesuai dengan selera pasar yang ada.
Dalam menetapkan target pasar yang jelas dan tepat sasaran, maka perlu dilakukan segmentasi pasar atau kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda, seperti kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda. Dengan demikian karena mereka berbeda-beda maka perlakuan produk dan layanannya juga akan berbeda. Tanpa pemahaman yang baik tentang siapa pelanggan potensial Anda, upaya pemasaran dan penyesuaian layanan mungkin tidak efektif.
Pada segmentasi pasar akan dilakukan proses identifikasi dan analisis para pembeli di pasar produk atau juga dilakukan analisis mencari berbagai perbedaan yang ada di antara para pembeli di pasar. Segmentasi pasar yang efektif harus dapat diukur, dicapai, memberikan keuntungan, dapat dibedakan secara jelas dan dapat dilaksanakan.
Segmentasi pasar berawal karena adanya kegagalan bisnis yang diakibatkan oleh kesalahan dalam memilih pasar. Selain untuk mencapai target pasar agar tepat sasaran, segmentasi pasar juga ditujukan untuk bersaing dengan perusahaan yang memiliki kekuatan pasar yang besar.
Dalam kegiatan segmentasi pasar, terdapat beberapa hal yang menjadi dasarnya yaitu:
-
Dibagi secara geografis, kondisi ini umumnya berdasarkan luas kawasannya seperti provinsi, kota, atau lingkungan rumah tangga. Dengan membagi kawasan maka perusahaan dapat memutuskan tempat untuk memulai usaha.
-
Dibagi secara demografis, yaitu dibagi berdasarkan variabel kependudukan. Variabel ini dapat meliputi lingkungan individu maupun lingkungan di luar individu. Lingkungan individu meliputi usia, jenis kelamin, dan suku/ras. Lingkungan di luar individu berkaitan dengan keluarga, misal jumlah anggota keluarga, generasi, kelas sosial. Di lingkup kegiatan harian dapat berupa penghasilan, pekerjaan, dan kewarganegaraan. Segmentasi demografis menjadi dasar segmentasi pasar yang paling sering diutamakan dalam membedakan kelompok konsumen. Segmentasi demografis didasarkan pada alasan bahwa keinginan, preferensi, dan tingkat pemakaian konsumen sering sangat berhubungan dengan variabel demografis. Segmentasi demografis juga mempengaruhi jenis segmentasi yang lainnya.
-
Dibagi menurut psikografisnya, merupakan pembagian pasar berdasarkan penilaian gaya hidup atau kepribadian individu maupun kelompok. Jenis segmentasi ini umumnya digunakan untuk menentukan pasar pada pengguna jasa, termasuk jasa kafe dan restoran.
-
Dibagi menurut perilaku konsumennya. Pasar dibagi berdasarkan tanggapan terhadap jasa atau pengetahuan terhadap jasa tertentu yang diketahui oleh konsumen.
Dalam dunia usaha, menargetkan pelanggan umumnya berdasarkan demografi dan kebiasaan. Pemetaan demografi meliputi usia, gender, tingkat pendapatan, dan tingkat pendidikan. Sedangkan pemetaan kebiasaan meliputi selera individu seperti hobi, selera makanan, bacaan, dan tontonan.
Manfaat dari segmentasi pasar adalah:
-
Penjual atau produsen berada dalam posisi yang lebih baik untuk memilih peluang-peluang dari kegiatan pemasarannya.
-
Pengusaha dapat menggunakan pengetahuannya terhadap respon pemasaran yang berbeda-beda, sehingga dapat mengalokasikan anggarannya secara lebih tepat pada berbagai segmen.
-
Penjual atau produsen dapat mengatur produk lebih baik dan daya tarik pemasarannya
Menurut kelompok usia, penduduk Indonesia yang sebanyak 271 juta pada tahun 2020, dapat dibagi sebagai berikut :
-
Pre-boomer (lahir sebelum tahun 1945) ada 5 juta penduduk atau 1,87%.
-
Baby boomer (lahir 1946-1964) ada 31,2 juta penduduk atau 11,5%
-
Gen X (lahir 1965-1980) ada 59,4 juta penduduk atau 21,88%
-
Gen Y atau Millenial (lahir 1981-1996) ada 70,2 juta penduduk atau 25,87%
-
Gen Z (lahir 1997-2012) ada 75,6 juta penduduk atau 27,94%
-
Post Gen Z (lahir 2013-sekarang) ada 29,4 juta penduduk atau 10,88%
Misalkan jika kita menyasar pada kelompok Gen Z, sebagai bagian terbesar dari Segmentasi Demografis, maka kita perlu paham bahwa generasi ini sangat akrab dengan dunia serba digital, kesehariannya gadget tidak pernah lepas dari tangan mereka, juga mereka sudah memasuki dunia kerja sebagai staff yunior, namun tak menutup kemungkinan banyak yang terjun di usaha start-up (rintisan) yang mengelola langsung usaha tersebut, menyukai kebebasan berpikir dan berekspresi secara kritis.
Dengan memahami bagaimana pola pikir, kebiasaan dan rentang usia serta pendidikan Gen Z, maka para pengusaha kuliner bisa meramu kegiatan pemasaran yang sesuai dengan Gen Z. Misalkan untuk komunikasi produk dan layanan mengandalkan materi dan saluran digital. Lalu untuk rentang harga disesuaikan dengan posisi mereka di perusahaan dan sebagian juga masih di bangku pendidikan. Dari sisi lokasi gerai bisa berfokus pada area-area tempat Gen Z biasa pergi. Dari sisi promosi bisa berfokus pada hal-hal yang menjadi ketertarikan mereka saat mendapatkan tawaran promosi.
Terkait produk kuliner, Gen Z adalah generasi yang sudah terbiasa untuk terhubung dengan informasi secara cepat, maka produk-produk yang ditawarkan tentunya adalah yang sedang hype di dunia maya, walau mereka juga menyukai rasa-rasa yang memanjakan lidah, namun mereka semakin peduli pada kesehatan, maklum sebagian besar dari mereka juga melalui masa sekolah saat pandemi Covid-19 berlangsung. Untuk itu menu-menu kuliner perlu menyesuaikan dengan preferensi mereka.
Untuk memaksimalkan menu-menu kuliner yang memakai bahan dari susu, maka produk bahan baku susu lokal yang perlu dipakai dalam produk kuliner adalah Susu Segar dan olahannya dari Greenfields Dairy Indonesia, dengan jenama Greenfields, yang sudah dikenal dan disegani oleh berbagai usaha kuliner di Indonesia.
Aneka produk susu segarnya (fresh pasteurized ataupun UHT), Yogurt, Krim susu dan Kejunya, semua dengan jenama Greenfields, terbukti disukai pasar dan menjadi bahan utama di aneka produk makanan dan minuman. Dengan varian rasa, ukuran dan tentunya kualitas produk yang tingkat dunia, maka pengusaha kuliner akan semakin tepat dalam mengelola segmentasi pasarnya.